Life Time Achievement Awards untuk Empat Tokoh HI Indonesia

Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) menganugerahkan penghargaan Life Time Achievement kepada empat tokoh HI Indonesia. Keempatnya dinilai memiliki kontribusi luar biasa dalam pengembangan dan perkembangan studi hubungan internasional di Indonesia.

Penyerahan anugerah ini berlangsung di sela-sela Konvensi Nasional X AIHII di Universitas Udayana, Denpasar, 24 Oktober 2019, pukul 09.00 WITA.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Pengurus Pusat AIHII, Dr. Yusran, mengatakan bahwa penganugerahan Life Time Achievement Award ini merupakan bentuk apresiasi dari para penstudi HI di Indonesia atas kontribusi yang diberikan oleh tokoh-tokoh tersebut.

“Kita semua mengenal mereka, tidak sedikit jasa dan sumbangan yang diberikan untuk kemajuan HI di Indonesia. Menyambut momentum kesepuluh tahun berdirinya AIHII, kiranya tidaklah berlebihan jika kita menyampaikan penghargaan kepada mereka,” kata Yusran.

Hal sama dikemukakan oleh Prof. Alexius Jemadu yang mewakili Dewan Pakar AIHII. Menurutnya, jasa dan pengabdian para tokoh ini patut diingatkan dan dijadikan momentum untuk memberi motivasi bagi generasi penerus.

“Saya secara pribadi memiliki pengalaman langsung dengan keempat tokoh ini. Saya kira inilah momentum yang tepat untuk menjadikan sosok-sosok mereka sebagai inspirasi bagi kita semua,” kata Prof. Alexius.

Penganugerahan Life Time Achievement Award diberikan kepada Prof. Dr. H. Mappa Nasrun, MA (Universitas Hasanuddin, Makassar), Prof. Dr. Bob s. Hadiwinata (Universitas Katolik Parahyangan, Bandung), Prof. Dr. Juwono Sudarsono, MA (Universitas Indonesia, Jakarta), dan Prof. Dr. Mohtar Mas’oed (Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta).

Berikut profil singkat tokoh-tokoh tersebut.

Profesor Mappa Nasrun

Ketua Umum AIHII, Dr. Yusran, menyerahkan anugerah Life Time Achievement kepada Prof. Mappa Nasrun (Alm), yang diterima oleh anak kandung beliau Rezal Mappa Nasrun. (Foto: Panitia Vennas X).

Lahir di Sengkang, Kabupaten Wajo, Propinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 17 Februari 1942. Dan tutup usia pada tanggal 23 Juni 2018.

Sepanjang hayatnya beliau memberikan kontribusi pemikiran pada keilmuan Hubungan Internasional di Indonesia. Menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C., Amerika Serikat, pada tahun 2000 – 2005. Aktif sebagai asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, dan merupakan guru besar pertama dalam bidang politik internasional di Universitas Hasanuddin, Makassar.

Walaupun saat ini beliau sudah kembali kepangkuan Ilahi, namun jasa-jasa beliau begitu patut untuk diberi apresiasi.

Profesor Bob Sugeng Hadiwinata

Sekretaris Dewan Pengawas AIHII, Dr. Sugeng Riyanto, menyerahkan anugerah Life Time Achievement kepada Prof. Bob S. Hadiwinata (Alm), yang diterima oleh Ketua Jurusan HI Universitas Katolik Parahyangan, Sapta Dwikardana. (Foto: Panitia Vennas X).

Lahir di Bondowoso, 23 Maret 1963, dan beliau juga telah kembali ke pangkuan Tuhan pada 28 Mei 2019. Guru Besar pada Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Dikenal sebagai dosen yang cerdas namun amat bersahaja dan rendah hati. Mas Bob, begitu beliau akrab disapa. Diidolakan oleh banyak mahasiswa karena caranya mengajar dengan sabar dan penuh kasih layaknya seorang ayah kepada anak-anaknya. Karya-karya yang lahir dari buah pikirnya begitu luar biasa dalam perjalanan keilmuan Hubungan Internasional di Indonesia. Kepergian beliau menghadap Tuhan menorehkan rasa kehilangan di kalangan semua mahasiswa dan koleganya. Mas Bob, kepergianmu tak akan menghapus namamu, karena namamu akan tetap ada seperti karya-karyamu yang akan selalu bermakna.

Profesor Juwono Sudarsono

Ketua Panitia Vennas X, Sukma Sushanti, menyerahkan anugerah Life Time Achievement kepada Prof. Juwono Sudarsono, yang diterima oleh anak kandung beliau Wisnu Juwono. (Foto: Panitia Vennas X).

Lahir di Bandjar, Ciamis, Jawa Barat, pada 5 Maret 1942. Berkarir sebagai profesional papan atas Indonesia sekaligus praktisi ilmu Hubungan Internasional. Ayah beliau adalah Soedarsono, mantan Menteri Dalam Negeri Indonesia pada Kabinet Sjahrir II.

Beliau dipercaya memegang beberapa jabatan strategis. Diantaranya, pernah menjabat sebagai Menteri Lingkungan Hidup di Kabinet Pembangunan VII era Soeharto, Wakil Gubernur Lemhanas, Menteri Pendidikan Nasional, dalam Kabinet Reformasi Nasional pemerintahan Presiden BJ Habibie. Selanjutnya sebagai Menteri Pertahanan pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid. Beliau juga Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Inggris hingga tahun 2004.

Pada tanggal 21 Oktober 2004 dilantik kembali sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai 2009.

Juwono Sudarsono adalah Menteri Pertahanan pertama yang berasal dari kalangan sipil.

Tidak hanya sebagai praktisi, dalam keilmuan HI beliau juga banyak memberikan konstribusi pemikiran dan gagasan-gagasan segar untuk kemajuan ilmu Hubungan Internasional masa kini dan tantangannya di masa depan.

Profesor Mohtar Mas’oed

Anggota Dewan Pakar AIHII, Prof. Alexius Jemadu, menyerahkan anugerah Life Time Achievement kepada Prof. Mohtar Mas’oed. (Foto: Panitia Vennas X)

Rasanya hampir tidak ada penstudi Hubungan Internasional di Indonesia yang tidak mengenal beliau. Lahir di Malang, 8 Oktober 1949, dan merupakan Guru Besar Ilmu hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pengalaman penelitiannya sungguh luar biasa dan bahkan karya-karyanya menjadi acuan dan role model bagi banyak penstudi HI di Indonesia. Turut menjadi bagian sejarah lahir dan besarnya keilmuan HI di Indonesia. Kontribusi pemikirannya sudah dinikmati oleh lintas generasi. (*)