Nadya Ayu Arminta; Irmawan Effendi (Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, IISIP, Jakarta)
Corresponding e-mail: [email protected]
Abstrak
Artikel ini membahas mengenai fase baru dalam hubungan dua Korea. Pergantian kepimpinan di Korea Utara dan Selatan membawa kondisi positif yaitu dengan terjadinya pertemuan KTT Antar-Korea pada April 2018. Pertemuan ini tentunya memberikan harapan baru tentang dinamika konflik Semenanjung Korea. Perubahan sikap Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong Un memberikan tanda tanya mengenai faktor yang mendorong terjadinya pertemuan tersebut. Setidaknya ada tiga kepentingan nasional yang menjadi faktor pendorong bagi Korea Utara, yaitu kepentingan ekonomi, politik dan keamanan. Kepentingan ekonomi didasari oleh dampak embargo yang diterima Korea Utara pasca uji coba senjata nuklir dan misil selama ini. Kepentingan politik lebih fokus pada kelangsungan rezim politik dinasti Kim demi menjaga kekuasaan domestiknya. Sementara untuk kepentingan keamanan lebih mengarah pada stabilitas keamanan Korea Utara pasca runtuhnya situs uji coba nuklir.