Globalisasi dan Kompleksitas Industrial Park Bagi Batam

Yusnarida Eka Nizmi (Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Riau, Pekanbaru)

Corresponding email: eka_nizmi@yahoo.com

Abstrak

Globalisasi dan regionalisasi adalah tren-tren yang dominan dalam ekonomi dunia, menstimulasi integrasi ekonomi dan bentuk-bentuk baru dari kerjasama yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dalam berbagai sektor. Konsep growth triangle adalah satu respon yang muncul terhadap tren-tren gerakan ini, dan tulisan ini mengkaji dampak dari Indonesia-Malaysia-Singapura (IMS-GT) melalui Industrial Park Bagi Batam yang mulai hadir sejak awal 1990an. Periode akhir 1980an menjadi saksi bagi sebuah kepentingan baru dalam regionalisme. Periode ini menjadi kebangkitan dalam regionalisme di seluruh dunia dalam membentuk regional baru. Konsep IMS-GT sebagai sebuah kerjasama ekonomi sub regional pertama kali diajukan pada 20 Desember 1989 sebagai sebuah kesepakatan antara Singapura, Johor, dan Indonesia (Batam) untuk mengeksploitasi kedekatan geografis dan komplementaritas sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing negara sebagai sebuah kawasan dengan kombinasi yang menarik. IMS-GT membuka ruang investasi dengan kehadiran Industrial Park di Batam. Kehadiran Industrial Park memiliki tantangan tersendiri bagi Batam, karena harus berhadapan dengan persoalan yang berkaitan dengan dua kondisi sekaligus yaitu keuntungan melalui investasi dan kerugian dengan munculnya beragam masalah sosial. Batam dihadapkan pada kebutuhan akan pertumbuhan ekonomi melalui investasi, sekaligus juga berhadapan dengan persoalan urbanisasi (kedatangan para pekerja migran dari berbagai wilayah di internal Indonesia), laju pertumbuhan penduduk yang menimbulkan persoalan sosial, dan aktivitas-aktivitas illegal seperti perdagangan orang yang menimbulkan konflik dan membutuhkan penanganan yang serius.

Download Full Paper PDF

Kembali ke Frontpage Prosiding