Komunitas Indonesia untuk Kajian Eropa (KIKE) menyelenggarakan Workshop on Teaching and Researching in Europe di Pekanbaru, Riau. Acara yang berlangsung tanggal 24-25 April 2019 ini diselenggarakan bekerja sama dengan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosila dan Ilmu Politik, Universitas Riau.
Acara yang bertema “Europe as A Pivot for Education and Research of Region Studies in Indonesia” dihadiri oleh dosen-dosen dari 26 program studi Hubungan Internasional seluruh Indonesia.
Ketua Jurusan Hubungan Internasional Unri, Dr. Tri Joko Waluyo, M.Si, dalam sambutan pengantarnya menyampaikan terima kasih atas dipilihnya Universitas Riau sebagai tuan rumah kegiatan ini. “Saya mendengar bahwa salah satu rangkaian dari workshop ini adalah launching Asosiasi Kajian Eropa di Indonesia. Ini merupakan sesuatu yang berharga, karena HI Unri menjadi bagian dari sejarah asosiasi ini kelak,” kata Dr. Tri Joko.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Pusat (AIHII), Dr. Yusran, menyampaikan apresiasi atas kehadiran wakil-wakil prodi HI yang aktif dalam diskusi-diskusi Kajian Eropa.
“Di AIHII kita ada beberapa komunitas, misalnya komunitas kajian perbatasan, komunitas kasian ASEAN, dan lain-lain. KIKE nampaknya merupakan komunitas yang paling aktif. Saya kira ini bisa menjadi role model bagi komunitas-komunitas lainnya,” kata Dr. Yusran.
Sementara itu, koordinator KIKE, Muhadi Sugiono yang merupakan dosen HI Universitas Gadjah Mada, menyampaikan bahwa pelaksanaan workshop ini memiliki makna penting. Selain melanjutkan pembahasan tentang upaya menjadikan kajian Eropa sebagai kajian yang makin aplikatif, juga lokasi acara di Riau merupakan hal menarik.
“Ini mungkin hanya kebetulan saja. Kita disini membahas tentang Eropa, pada saat yang sama, tahun ini Uni Eropa mengambil keputusan untuk memblokir sawit Indonesia. Kajian Eropa bisa menjadi solusi bagi masalah ini. Salah satu persoalan yang dihadapi dalam berhubungan dengan Uni Eropa adalah kita tidak cukup paham tentang entitas ini. Uni Eropa itu kalau digertak-gertak seperti yang dilakukan pemerintahan sekarang itu tidak mempan,” kata Muhadi.
Trend Kajian Makin Spesifik
Dekan FISIP Universitas Riau, Dr. Syafri Harto, M.Si, dalam pidato pembukaannya menyampaikan bahwa dewasa ini ada trend dimana ilmu pengetahuan itu makin mengerucut kepada unit yang lebih detail.
“Pemerintah melalui kemenristekdikti dewasa ini terus mendorong agar kajian di perguruan tinggi itu makin menukik, pembukaan prodi yang spesifik dan mendetail, seperti prodi sawit, prodi kopi, dan sebagainya. Maka saya kira tepat sekali jika kajian Eropa yang selama ini dianggap sebagai bagian dari hubungan internasional makin mendetailkan diri menjadi kajian dan disiplin mandiri,” kata Dr. Syafri.
Melihat antusiasme peserta yang berasal dari 26 perguruan tinggi, Dr. Syafri menilai ini bukanlah jumlah yang kecil. Mungkin dari aspek kuantitas terlihat kecil, namun ada hal yang lebih penting dari sekedar jumlah.
“Esensi dari komunitas itu adalah jejaring. Inilah hal yang terpenting, kita bisa saling mengenal dan mengembangkan kolaborasi, misalnya melalui riset bersama, pertukaran mahasiswa, publikasi artikel, kerja sama jurnal, dan sebagainya,” kata Dr. Syafri yang juga merupakan dosen hubungan internasional ini.
Workshop on Teaching and Researching Europe ini akan berlangsung selama 2 hari, dimana topik-topik yang akan dibahas antara lain: The State of the Discipline Kajian Eropa, Kurikulum, dan Agenda Penelitian. Juga akan didiskusikan penyusunan modul untuk kajian Eropa yang dapat menjadi rujukan perguruan tinggi yang membina mata kuliah Eropa.(*)
Penulis/Editor: Ishaq Rahman