AIHII dan BINUS Menggelar Pelatihan “Personal Branding with Digital Presence”

Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional se-Indonesia (AIHII) dan Universitas Bina Nusantara (BINUS) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berupa pelatihan bertajuk “Personal Branding with Digital Presence” yang digelar secara virtual pada Kamis, 28 April 2022. Kegiatan terbagi menjadi dua sesi yaitu pukul 10.00-12.00 WIB dan 13.00-15.00 WIB. Para peserta merupakan perwakilan dari Wilayah Sumatera dan Kalimantan. Ketua Umum AIHII, Dr. Asep Kamaluddin Nashir, S.Ag., M.Si. memberikan pembukaan di kedua sesi, dan turut hadir ketua koordinator wilayah Sumatera, Dr. Muhammad Yusra, S.IP., MA serta ketua koordinator wilayah Kalimantan Dr. Enny Fathurachmi, S.IP., M.Si.

Kegiatan pelatihan ini membahas berbagai manfaat penggunaan platform digital untuk keperluan personal branding dosen-dosen HI. Personal branding adalah proses di mana seseorang secara aktif berupaya mengelola impresi yang ditangkap oleh orang lain terkait dengan kemahiran, kemampuan, dan pengalaman seseorang (Johnson, 2017). Dalam proses penciptaan personal branding sebagai akademisi, dosen dapat membagikan materi riset dan berinteraksi dengan komunitas akademik untuk mendapatkan dampak positif yang signifikan (Beig & Khan, 2018).

Di tengah masifnya penggunaan teknologi komunikasi dan internet (ICT), upaya menciptakan personal branding bisa dilakukan lewat pemanfaatan berbagai platform digital atau dengan memastikan bahwa dosen-dosen HI memiliki kehadiran digital (digital presence). Beberapa platform digital yang bisa dimanfaatkan adalah ResearchGate, Google Scholar, Google Sites, dan ORCID. 

Sebagai pembicara pertama, Mungky Diana Sari, memaparkan berbagai fitur yang sangat menarik dari ResearchGate, di antaranya meminta naskah penuh dari penulis dan melihat siapa-siapa saja yang membaca publikasi kita. Selain itu, ResearchGate juga sangat bermanfaat untuk membantu dosen-dosen HI untuk mencari mitra riset berdasarkan kemiripan minat penelitian dengan pengguna lain. 

Sementara itu, Ella Prihatini, selaku pembicara kedua, mengulas manfaat penggunaan Google Sites, Google Scholar, dan ORCID sebagai bagian dari personal branding dosen-dosen HI. Google Sites adalah laman (website) yang disediakan Google secara gratis. Platform ini dapat diedit secara mudah dan secara otomatis ditambahkan ke Google Drive. Pengguna bisa menampilkan berbagai informasi termasuk CV dan kolom opini. Google Sites bisa diakses lewat ponsel, laptop, dan PC.

Sementara itu, Google Scholar dapat menjadi platform bagi dosen-dosen HI mendaftarkan semua publikasi riset sembari mengikuti perkembangan di topik penelitian yang diminati. Profil di Google Scholar telah menjadi hal yang wajib dimiliki oleh akademisi, sehingga penting untuk dosen melakukan pemutakhiran di daftar publikasinya. Berbagai hibah dari DIKTI dan non-DIKTI meminta detil profil Google Scholar sebagai syarat pendaftaran, hal ini tentu harus menjadi prioritas para dosen HI. Google Scholar juga dapat dimaksimalkan manfaatnya lewat fitur “alert” di mana kita bisa mengikuti publikasi terbaru dari peneliti lain, atau terbitan terbaru dari sebuah topik riset yang sedang didalami. 

Platform terakhir yang dibawakan dalam pelatihan adalah ORCID atau ORCID iD, yaitu 16 digit nomor profil akademik yang meliputi: rekam jejak pekerjaan, pendidikan, dan publikasi. Identitas Anda melekat di nomor ini, meskipun banyak orang memiliki nama yang mirip, ORCID akan menjadi khas milik Anda. ORCID mempermudah orang lain untuk mengidentifikasi riset dan pengalaman akademik Anda. Semakin banyak hibah riset dari dalam dan luar negeri yang kini juga meminta ORCID sebagai profil identitas peneliti.