Pencak Malioboro Festival Sebagai Soft Power Dalam Promosi Pariwisata di Yogyakarta

Sintia Catur Sutantri, Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Wanita Internasional, Bandung,

Corresponding e-mail: [email protected]

Abstrak

Yogyakarta dikenal sebagai kota wisata yang menjadi destinasi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pencak Malioboro Festival merupakan kegiatan rutin tahunan dengan agenda kompetisi koreografi Pencak Silat, Pawai Raya Pencak Silat, Pencak Wisata Budaya dan lomba foto Pencak Silat. Dalam Pencak Wisata Budaya, Pencak Silat tradisional dan budaya Indonesia dikenalkan kepada peserta dari negara lain melalui workshop Pencak Silat tradisional, pengenalan batik, pembuatan keris, jemparing, gamelan, serta tata cara memakai udheng. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana Pencak Malioboro Festival memberikan kontribusi terhadap promosi pariwisata di Yogyakarta. Wawancara dan studi kepustakaan dilakukan dalam pengumpulan data. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah peserta yang mengikuti Pencak Malioboro Festival di Yogyakarta dari tahun ke tahun. Peserta tersebut berasal berbagai daerah di tanah air serta mancanegara. Kegiatan tersebut termasuk ke dalam diplomasi budaya yang dilakukan oleh non-state actor yaitu Peseduluran Angkringan Silat, Tantungan Project, dan perguruan Pencak Silat di Indonesia. Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan Propinsi Yogyakarta telah menjadikan Pencak Malioboro Festival sebagai agenda tujuan wisata budaya tahunan. Pencak Malioboro Festival yang telah digelar sebanyak 6 kali mulai dari tahun 2012 – 2019 memiliki peran penting sebagai soft power Indonesia terutama dalam promosi pariwisata dan kebudayaan di Yogyakarta.

Download Full Paper PDF

Kembali ke Frontpage Prosiding