Eropanisasi di Uni Eropa

Mutia Hariati Hussin (Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta)

Corresponding e-mail: [email protected]

Abstrak

Uni Eropa sering digambarkan sebagai entitas yang sui generis. Sebagai sebuah entitas politik, Uni Eropa adalah gabungan karakter dari dua institusi yang sangat berbeda, jika bukan bertolak belakang, yakni institusi supranasional dan organisasi internasional. Label sui generis muncul karena ketidakmungkinan untuk mengidentikkannya sebagai sebuah entitas supranasional ataupun sebagai sebuah organisasi internasional. Tetapi, karakter sui generis cenderung tidak muncul dalam diskusi tentang Uni Eropa. Politik Uni Eropa cenderung dipahami melalui dua cara yang berbeda. Mereka yang sangat optimis memahami Uni Eropa melalui kerangka supranasionalisme, dimana Uni Eropa digambarkan sebagai sebuah entitas independen yang memiliki kepentingan yang bisa sangat berbeda dari kepentingan negara-negara anggotanya. Pada saat yang sama, supranasionalisme menjadi acuan teleologis Uni Eropa. Keberhasilan maupun kegagalan Uni Eropa dilihat sepenuhnya dari sejauh mana Uni Eropa bergerak ke arah supranasionalisme ini. Sebaliknya, bagi mereka yang pesimis, Uni Eropa berkembang sebagai konsekuensi dari interaksi kepentingan di antara negara-negara anggotanya. Uni Eropa tidak akan pernah menjadi entitas supranasional yang mandiri dari kepentingan nation-state pembentuknya. Kemajuan ataupun kegagalan Uni Eropa sangat ditentukan oleh kesediaan negara-negara anggotanya untuk bekerjasama. Pandangan yang kedua ini dikenal sebagai intergovernmentalisme.

Berkembangnya konsep Eropanisasi (Europeanization) pada tahun 1990-an memberikan alternatif yang lebih proporsional untuk menjelaskan Uni Eropa sebagai entitas sui generis. Konsep ini menghubungkan dua realitas, yakni Uni Eropa dan para nation-state anggotanya, sebagai realitas saling mempengaruhi. Konsep Eropanisasi berangkat dari asumsi bahwa integrasi regional yang berkembang menjadikan proses politik ke dalam regionalisme Uni Eropa berbeda. Eropanisasi tidak menempatkan Uni Eropa sebagai kekuatan supranasional yang menentukan, melainkan sebuah kekuatan transformatif yang mempengaruhi negara-negara anggotanya. Sebaliknya, negara-negara anggota juga dimungkinkan untuk mempengaruhi kebijakan di Uni Eropa.

Download Full Paper PDF

Kembali ke Frontpage Prosiding