Gelar Konvensi Nasional ke-10, AIHII Bahas Globalisasi dan Identitas

Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional (AIHII) menggelar Konvensi Nasional (Vennas) X yang berlangsung di Universitas Udayana. Bertempat di Udayana International Convention Center (UICC), berlangsung acara pembukaan, Seminar Nasional, dan Sidang Akademik, Rabu (23/10) sejak pukul 08.30 WITA.

Pembukaan Vennas X dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana, Prof. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS. Dalam sambutannya dihadapan hampir 200 dosen Hubungan Internasional dari seluruh Indonesia, Prof. Sudarma menjelaskan tentang Udayana dan apresiasinya atas pelaksanaan Vennas X di kampus ini.

“Kami menyambut gembira kedatangan Bapak dan Ibu dosen HI dari seluruh Indonesia. Tema yang diangkat ini relevan dengan posisi Bali sebagai salah satu tujuan wisata yang terkenal luas di manca negara,” kata Prof. Sudarma.

Ketua Umum AIHII, Dr. Yusran, menabuh gong tanda dimulainya Vennas X AIHII di Udayana. (*)

Sementara Ketua Umum AIHII, Dr. Yusran, menyampaikan terima kasih dan penghargaan kesediaan Udayana menjadi tuan rumah. Beliau juga memaparkan secara garis besar tentang kegiatan tahunan dosen-dosen HI Indonesia ini.

“Setiap tahun kita berkumpul untuk membahas berbagai isu strategis terkait perkembangan organisasi dan dinamika kajian HI Indonesia. Kita akan melaksanakan Sidang Akademik pada hari ini, dimana dosen-dosen HI akan memaparkan hasil penelitian terbaru yang mereka lakukan. Kemudian esok hari akan dilanjutkan dengan Sidang Organisasi, yang membahas tentang isu-isu pengajaran HI di Indonesia, serta kelembagaan AIHII,” jelas Yusran sebelum membuka acara secara resmi.

Vennas X AIHII tahun ini mengambil tema “Eksistensi Budaya Dalam Arus Globalisasi: Pergulatan Identitas dan Kearifan Lokal”. Sesi seminar setelah pembukaan menghadirkan tiga orang nara sumber, yaitu: Prof. Dr. Mochtar Mas’oed (Universitas Gadjah Mada), Drs. Made Jiwa Atmaja (Penggiat Budaya Bali), dan Dino Patti Jalal (Founder Foreign Policy Community Indonesia, FPCI).

Dalam paparannya, para nara sumber menguraikan tentang ketahanan budaya dalam mempertahankan identitas bangsa menghadapi era globalisasi. Pendekatan akademik yang dipaparkan oleh Prof. Mochtar Mas’oed dilengkapi dengan pengalaman empiris dari Made Jiwa Atmaja dan Dino Patti Djalal.

Usai Seminar Nasional, digelar sesi presentasi paper pada kegiatan Sidang Akademik. Sebanyak 123 paper dipresentasikan pada 3 panel utama, yaitu: (1) Pariwisata dan Soft Power, (2) Agama, Identitas dan Hubungan Internasional, dan (3) Globalisasi, Interdependensi dan Konflik.

Selain itu, terdapat 8 panel Komunitas Akademik, yaitu (1) Masyarakat Transnasional dan Isu Non Tradisional, (2) Kajian Eropa, (3) Kajian Keamanan Internasional, (4) Studi Gender dalam HI, (5) Kajian Perbatasan, (6) Kajian Timur Tengah, (7) Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi Kontemporer, (8) Asosiasi Studi Islam dan HI, (9) dan Kajian Asia Timur dan Pasifik.

Vennas X AIHII akan dilanjutkan pada Kamis (24/10) untuk pembahasan Sidang Organisasi. Forum ini akan diikuti oleh seluruh wakil-wakil Program Studi HI dari 65 perguruan tinggi seluruh Indonesia.(*)

Editor: Ishaq Rahman

Ketua Umum PP AIHII, Dr. Yusran, menyerahkan plakat kepada Prof. Dr. Mochtar Mas’oed, usai sesi seminar.(*)